Moms, Kuret Berbahaya? Yuk, Kenali Dampak Kuret!

Moms, Kuret Berbahaya? Yuk, Kenali Dampak Kuret!

“A baby is something you carry inside you for nine months, in your arms for three years, and in your heart until the day you die.” — Mary Mason


Kuret sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami keguguran dan dapat menimbulkan dampak yang serius apabila tidak ditangani dengan cepat.

Kuret Itu Apa Sih?

Kuret atau dalam bahasa medisnya D&C (Dilation and Curettage) adalah salah satu prosedur operasi yang kerap sekali dilakukan oleh ibu hamil yang mengalami keguguran pada usia kandungan yang sangat muda, kandungan trimester pertama. Kuret ini dilakukan untuk mengeluarkan sisa jaringan endometrium, janin yang meninggal karena keguguran dan mengeluarkan plasenta yang menempel pada rahim setelah persalinan.

Jaringan endometrium merupakan jaringan berlendir yang membentuk dinding pada rahim bagian dalam. Ketebalan jaringan ini terus berubah seiring siklus menstruasi yang dialami. Endometrium terus bertambah ketebalannya dan memiliki banyak pembuluh darah untuk mempersiapkan kehamilan.

Prosedur tindakan pada kuret diawali dengan Tindakan melebarkan leher rahim (serviks) atau disebut dilatasi. Metode yang digunakan pada kuret ini dengan metode pengikisan menggunakan alat berbahan logam atau penyedotan menggunakan alat khusus.

Risiko & komplikasi dari kuret akan menyebabkan pasiennya merasa tidak nyaman.

1. Perforasi Rahim

    Perforasi rahim dilakukan dengan alat bedah menusuk dan menyebabkan lubang pada rahim. Perforasi rahim sering terjadi pada wanita yang sudah menopause atau mengalami hamil pertama kalinya. Jika terjadi luka pada rahim, harus segera dilakukan operasi.

    2. Kerusakan Leher Rahim

    Apabila leher rahim sobek ketika kuret sedang dilakukan, akan segera diberikan pengobatan untuk menghentikan pendarahan dan dijahit.

    3. Tumbuh Jaringan Parut Pada Dinding Rahim

    Terbentuknya jaringan parut dalam rahim yang disebut sindrom Asherman dan dapat menyebabkan ketidakseburan dan perubahan siklus menstruasi. Hal ini dapat meningkatkan risiko keguguran pada kehamilan selanjutnya.

    4. Infeksi Rahim

    Pada infeksi rahim akan menimbulkan gejala demam, nyeri perut, keluar nanah, dan keputihan dengan bau yang tidak sedap.

    Kenali Penyebab Kuret

    Penyebab dari kuret ini umumnya yaitu:

    1. Mengalami pendaharan abnormal dari rahim

    Pendaharan abnormal (dysfunctional uterine bleeding/DUB) sering terjadi pada wanita dan dapat kapan saja terjadi apabila kadar hormone pada tubuhnya tidak seimbang. Hal-hal ini dapat menjadi penyebabnya, seperti kehamilan, penyakit tiroid, serviks, atau kanker, ketidakseimbangan hormone, dan polip atau mioma.

    2. Mengalami pendarahan setelah mengalami menopause

    Menopause adalah masa berhenti menstruasi yang kemungkinan terjadi pada Wanita usia 45-50 tahun. Pendarahan setelah menopause hal yang tidak normal terjadi karena menjadi satu pertanda bahwa kondisinya itu dapat mengacam kesehatan dan jiwa penderitanya. Hal ini terjadi disebabkan oleh peradangan pada jaringan lapisan saluran vagina, peradangan pada lapisan rahim, tumbuhnya tumor jinak pada rahim, dan penebalan pada lapisan rahim.

    3. Memiliki sel endometrium abnormal pada pemeriksaan pap smear

    Pap smear merupakan salah satu prosedur untuk mengetahui adanya kanker leher rahim (serviks). Dari pemeriksaan pap smear dapat ditemukan sel-sel abnormal pada leher rahim yang akan berkembang menjadi kanker.

    Tanda-Tanda Kuret

    Pertanda mengalami kuret dapat dikenali dengan mudah oleh penderitanya, diantaranya:

    • Demam
    • Kram perut lebih dari 2 hari
    • Mengeluarkan cairan tidak sedap dari vagina
    • Pendarahan hebat
    • Mengalami nyeri pada perut

    Apabila sudah mengalami gejala-gejala tersebut diharapkan segera menghubungi dokter untuk diberikan penanganan lebih lanjut. Pada saat pasca kuret juga pasien tidak diperbolehkan meninggalkan rumah sakit agar dapat dilakukan pemulihan. Pasca kuret, rahim akan membentuk jaringan endometriumnya kembali. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa gejala yang akan dirasakan oleh pasiennya:

    • Kram pada panggul
    • Muncul bercak darah atau pendarahan ringan pada vagina
    • Pusing, mual, muntah, dan tenggorokan kering

    Pencegahan Pasca Kuret

    Pasca kuret tentunya pasien akan memiliki banyak pantangan untuk masa pemulihannya. Moms, pasti mau tau cara pemulihan pasca kuret yang harus dilakukan adalah:

    1. Menggunakan Pembalut

    Efek samping dari kuret dapat menimbulkan bercak darah hingga pendarahan ringan. Disarankan bagi pasien yang sedang melakukan penyembuhan pasca kuret menggunakan pembalut agar aman dan nyaman.

    2. Melakukan Aktivitas dan Olahraga Ringan

    Perut kram bukan berarti menjadi penghalang untuk melakukan aktivitas dan olahraga ringan agar otot tetap kuat dan mencegah penggumpalan darah pada bagian kaki. Apa aja sih olahraga ringan yang bisa dilakukan? Berjalan kaki, olahraga untuk panggul bawah, olahraga untuk otot perut bawah, dan yoga.

    3. Beristirahat Saat Perut Kram

    Dampak dari kuret akan mengakibatkan rasa kram pada perut dan sekitarnya. Salah satu cara untuk meredakan kram yang dirasakan dengan menggunakan korset. Penggunaan korset juga tidak akan menyebabkan pendarahan, MAMAWAY Nano Bamboo Korset dapat membantu moms dalam pemulihan rahim dan otot, melancarkan sirkulasi darah, mengurangi sakit pinggang dan mempercepat keluarnya darah nifas serta proses pemulihan. Tenang aja moms, MAMAWAY Nano Bamboo Korset ini sudah terverifikasi TGA Australia Medical Grade yang terbukti ampuh untuk sekaligus mengecilkan perut pasca melahirkan.

    (sources: klikdokter.com, alodokter.com, sehatq.com)

    BACA JUGA: BEBERAPA HAL YANG TERJADI PADA FASE NIFAS, PARA MOMS HARUS TAU!

    Korset MAMAWAY juga tidak memiliki tulang yang membuat korset ini menjadi super elastis dan ultra breathable, sehingga memudahkan untuk bergerak dengan nyaman. Tentu saja, korset ini dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan penyebab iritasi


    Yuk, atasi kuret dengan benar dan aman. Jangan lupa untuk tetap konsultasikan kepada dokter ya, moms!

    Comments 0

    Leave a comment